Setelah lama menimbang-nimbang, akhirnya saya memutuskan untuk beralih dari Asus ROG Zephyrus G-14. Saya akan ceritakan pengalaman pertama menggunakan laptop ini beserta pro dan kontranya.
Kita mulai dengan spesifikasi laptop Lenovo Yoga Slim 7i Carbon., si putih yang super ringan.
Spesifikasi | Data |
---|---|
Sistem Operasi | Microsoft Windows 10 Home Single Language |
Prosesor | 11th Gen Intel® Core™ i7-1165G7 Processor |
Grafis | Intel®Iris®Xe |
Ukuran Layar | 13,3” QHD (2560 x 1600) Aspek Rasio 16:10 |
Fitur Layar | Dolby Vision 300 nits, 72% NTSC, 100% sRGB, sertifikasi TUV Rheinland untuk proteksi mata |
Memori | 16GB LPDDR4X Dual Channel |
Penyimpanan | 1TB M.2 Pcle SSD |
Port I/O | USB 3.0 Gen 1 (Type-C), 2 x USB-C Thunderbolt 4 (1 x DisplayPort / power delivery), Headphone / mic combo |
Keyboard dan Touchpad | Full-sized backlit keyboard |
Kamera | 720p dengan infrared (IR) |
Audio | Built-in array microphone, 2x 0.7W tweeter, 2x 2.5W speaker dengan AMP technology |
Jaringan | Intel®2x2 802.11ax WiFi 6, Bluetooth®5 |
Baterai | 50WHrs |
Suplai Daya | 65W yang mendukung pengisian daya cepat |
Lampu Perangkat | AniMe Matrix™ |
Berat | Kurang dari 1 kg |
Dimensi | 13,9mm-14,9mm x 296,9mm x 208,55mm / 0,5”-0,58” x 11,7” x 8,2” |
Saya coba paparkan unique selling poing nya dari laptop ini yang menjadi kelebihannya, hal-hal umum dari laptop tidak akan saya bahas.
Ketika saya timbang dengan alat timbangan saya, berat laptop ini sekitar 976g. Saya senang sekali dengan beratnya, seperti membawa buku saja ketika diangkat.
Resolusi QHD membuat gambar terlihat sangat tajam, font terlihat sangat jelas, tidak tampak kotak-kotak seperti pada layar FHD. Ditambah dengan aspek rasio 16:10 membuat saya lebih produktif karena mengurangi jumlah scrolling.
Performa single core nya lebih cepat daripada prosesor Ryzen 4000 ataupun prosesor Intel generasi sebelumnya di kelas yang sama. Integrated graphics nya dapat diandalkan, saya sudah mencoba menjalankan beberapa game standard antara lain Dota 2 (fastest dapat 60fps), GTA V (normal dapat 50fps), CS Go (low dapat 60fps).
Karena layarnya 60Hz ga akan kelihatan bedanya jika fps-nya lebih dari 60fps.
Untuk game-game ringan saya coba Among Us, dan Banished, dapat berjalan mulus dengan setting rata kanan. Hanya ini game yang saya punya di Steam.
Kecepatan SSD-nya sangat kencang, bisa lebih dari 3000MB/s read dan write nya.
Wake-up dari kondisi sleep yang luar biasa cepat seperti MacBook. Dari mode sleep ke wake-up tidak ada kejadian crash seperti yang ada di Zephyrus G-14.
Waktu wake-up cepat ini sepertinya dipengaruhi oleh SSD yang super kencang dan display driver yang bagus.
Dengan 1.0 mm key travel membuat pengalaman mengetik saya lebih nyaman daripada MacBook Pro 2019 yang hanya memiliki 0.5mm key travel. Dibandingkan dengan Zephyrus G-14, ternyata saya lebih nyaman mengetik menggunakan keyboard ini.
Menurut saya touchpad-nya lebih jelek daripada Zephyrus G-14. Feel premiumnya dan feel menekannya kurang di sisi touchpad. Zephyrus G-14 lebih dekat dengan punya MacBook.
Suhu tidak panas ketika digunakan secara normal, untuk kerja. Ketika menjalankan game, keyboard tidak panas sama sekali, yang terasa panas ada di area di bawah layar dan di bagian bawah laptop. Walaupun dapat menjalankan game-game standard, saya rasa tidak cocok untuk menjadikan laptop ini sebagai laptop gaming.
Sangat direkomendasikan menggunakan meja yang ada kipas tambahan di bawah laptop ketika dipakai untuk proses yang berat karena laptop ini tidak menggunakan desain ergolift.
Laptop mungil ini tentu saja ada kekurangannya.
Ternyata saya termakan iklan, laptop ini menjanjikan performa baterai yang sangat lama, bisa 15 jam. Namun ketika saya coba, baterainya cepat habis. Saya rasa ini karena ukuran baterai yang kecil. Ketika hanya untuk nonton video atau mengetik, baterainya cukup awet. Namun ketika dipakai kerja yang multi-tasking, baterainya cepat habis. Dengan workload saya, dibandingkan dengan Zephyrus G-14 ternyata laptop ini juga sama, sekitar 3-4 jam, itupun harus saya pasang ke mode hemat daya (battery-saving).
Hal ini menyulitkan saya menggunakan mouse. Saya harus menggunakan converter dari USB type A ke type C. Tapi ini lebih ke trade off untuk mengejar tipisnya.
Ya, touchpadnya biasa saja, tidak se-premium Asus Zephyrus G-14. Bagian touchpad yang dapat ditekan (bukan disentuh/tap) hanya di bagian tengan dah bawah. Bagian atas tidak bisa ditekan.
Ya begitulah pengalaman pertama saya menggunakan laptop Lenovo Yoga Slim 7i Carbon. Overall saya cukup puas dengan migrasi ini.
Photo by Halaman resmi Lenovo Yoga Slim 7i Carbon - Indonesia
Pranala
Legalitas