Tentang SayaHubungi

Pengalaman Pribadi Menggunakan Lenovo Yoga Slim 7i Carbon

Oleh Husni Adil Makmur
Kategori: Komputer
January 11, 2021
waktu baca 2 menit

Beralih ke ultrabook

Setelah lama menimbang-nimbang, akhirnya saya memutuskan untuk beralih dari Asus ROG Zephyrus G-14. Saya akan ceritakan pengalaman pertama menggunakan laptop ini beserta pro dan kontranya.

Tulisan ini mungkin bersifat subjektif, harap waspada.

Kita mulai dengan spesifikasi laptop Lenovo Yoga Slim 7i Carbon., si putih yang super ringan.

SpesifikasiData
Sistem OperasiMicrosoft Windows 10 Home Single Language
Prosesor11th Gen Intel® Core™ i7-1165G7 Processor
GrafisIntel®Iris®Xe
Ukuran Layar13,3” QHD (2560 x 1600) Aspek Rasio 16:10
Fitur LayarDolby Vision 300 nits, 72% NTSC, 100% sRGB, sertifikasi TUV Rheinland untuk proteksi mata
Memori16GB LPDDR4X Dual Channel
Penyimpanan1TB M.2 Pcle SSD
Port I/OUSB 3.0 Gen 1 (Type-C), 2 x USB-C Thunderbolt 4 (1 x DisplayPort / power delivery), Headphone / mic combo
Keyboard dan TouchpadFull-sized backlit keyboard
Kamera720p dengan infrared (IR)
AudioBuilt-in array microphone, 2x 0.7W tweeter, 2x 2.5W speaker dengan AMP technology
JaringanIntel®2x2 802.11ax WiFi 6, Bluetooth®5
Baterai50WHrs
Suplai Daya65W yang mendukung pengisian daya cepat
Lampu PerangkatAniMe Matrix™
BeratKurang dari 1 kg
Dimensi13,9mm-14,9mm x 296,9mm x 208,55mm / 0,5”-0,58” x 11,7” x 8,2”

Kelebihan

Saya coba paparkan unique selling poing nya dari laptop ini yang menjadi kelebihannya, hal-hal umum dari laptop tidak akan saya bahas.

Sangat ringan

Ketika saya timbang dengan alat timbangan saya, berat laptop ini sekitar 976g. Saya senang sekali dengan beratnya, seperti membawa buku saja ketika diangkat.

Layar QHD

Resolusi QHD membuat gambar terlihat sangat tajam, font terlihat sangat jelas, tidak tampak kotak-kotak seperti pada layar FHD. Ditambah dengan aspek rasio 16:10 membuat saya lebih produktif karena mengurangi jumlah scrolling.

  • Aspek Rasio
    • 16:9 terlalu lebar
    • 3:2 kelihatan kotak
    • 16:10 pas
  • Resolusi
    • FHD: tidak terlalu tajam
    • UHD: sangat tajam namun boros baterai
    • QHD: jalan tengah

Performa komputasi yang dapat diandalkan

Performa single core nya lebih cepat daripada prosesor Ryzen 4000 ataupun prosesor Intel generasi sebelumnya di kelas yang sama. Integrated graphics nya dapat diandalkan, saya sudah mencoba menjalankan beberapa game standard antara lain Dota 2 (fastest dapat 60fps), GTA V (normal dapat 50fps), CS Go (low dapat 60fps).

Karena layarnya 60Hz ga akan kelihatan bedanya jika fps-nya lebih dari 60fps.

Untuk game-game ringan saya coba Among Us, dan Banished, dapat berjalan mulus dengan setting rata kanan. Hanya ini game yang saya punya di Steam.

SSD super kencang

Kecepatan SSD-nya sangat kencang, bisa lebih dari 3000MB/s read dan write nya.

Wake-up cepat

Wake-up dari kondisi sleep yang luar biasa cepat seperti MacBook. Dari mode sleep ke wake-up tidak ada kejadian crash seperti yang ada di Zephyrus G-14.

Waktu wake-up cepat ini sepertinya dipengaruhi oleh SSD yang super kencang dan display driver yang bagus.

Keyboard dan touchpad yang nyaman

Dengan 1.0 mm key travel membuat pengalaman mengetik saya lebih nyaman daripada MacBook Pro 2019 yang hanya memiliki 0.5mm key travel. Dibandingkan dengan Zephyrus G-14, ternyata saya lebih nyaman mengetik menggunakan keyboard ini.

Menurut saya touchpad-nya lebih jelek daripada Zephyrus G-14. Feel premiumnya dan feel menekannya kurang di sisi touchpad. Zephyrus G-14 lebih dekat dengan punya MacBook.

Suhu tidak panas

Suhu tidak panas ketika digunakan secara normal, untuk kerja. Ketika menjalankan game, keyboard tidak panas sama sekali, yang terasa panas ada di area di bawah layar dan di bagian bawah laptop. Walaupun dapat menjalankan game-game standard, saya rasa tidak cocok untuk menjadikan laptop ini sebagai laptop gaming.

Sangat direkomendasikan menggunakan meja yang ada kipas tambahan di bawah laptop ketika dipakai untuk proses yang berat karena laptop ini tidak menggunakan desain ergolift.

Kekurangan

Laptop mungil ini tentu saja ada kekurangannya.

Daya tahan baterai

Ternyata saya termakan iklan, laptop ini menjanjikan performa baterai yang sangat lama, bisa 15 jam. Namun ketika saya coba, baterainya cepat habis. Saya rasa ini karena ukuran baterai yang kecil. Ketika hanya untuk nonton video atau mengetik, baterainya cukup awet. Namun ketika dipakai kerja yang multi-tasking, baterainya cepat habis. Dengan workload saya, dibandingkan dengan Zephyrus G-14 ternyata laptop ini juga sama, sekitar 3-4 jam, itupun harus saya pasang ke mode hemat daya (battery-saving).

Colokan hanya USB-C

Hal ini menyulitkan saya menggunakan mouse. Saya harus menggunakan converter dari USB type A ke type C. Tapi ini lebih ke trade off untuk mengejar tipisnya.

Touchpad biasa saja

Ya, touchpadnya biasa saja, tidak se-premium Asus Zephyrus G-14. Bagian touchpad yang dapat ditekan (bukan disentuh/tap) hanya di bagian tengan dah bawah. Bagian atas tidak bisa ditekan.

Kesimpulan

Ya begitulah pengalaman pertama saya menggunakan laptop Lenovo Yoga Slim 7i Carbon. Overall saya cukup puas dengan migrasi ini.


Photo by Halaman resmi Lenovo Yoga Slim 7i Carbon - Indonesia


Tagar

#Lenovo#Lenovo Yoga#Notebook#Laptop#Zephyrus G14#Asus ROG#Zephyrus G-14

Husni Adil Makmur

Software Engineer

Saya adalah seorang Software Engineer yang sudah berpengalaman selama lebih dari 12 tahun. Saya lebih banyak berkecimpung di dunia backend, namun akhir-akhir ini saya sedang belajar pengembangan aplikasi frontend.

Keahlian

Software Engineering
Programming
English

Media Sosial

githubtwitterinstagramlinkedin

Related Posts

Asus Zephyrus G14 Setelah 6 Bulan
January 10, 2021
3 min
© 2021, Hak cipta dilindungi undang-undang.
Icon Attribution
Icon for categories
Bahasa Inggris: Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Blogging: Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Komputer: Icons made by Dave Gandy from www.flaticon.com
Pemrograman: Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Random: Icons made by Freepik from www.flaticon.com

Pranala

Tentang SayaHubungi

Media Sosial