Laptop yang satu ini adalah salah satu dari jajaran laptop yang paling banyak dinanti masyarakat Indonesia. Walaupun sedang dalam keadaan pandemi COVID-19, ternyata antusias pasar tidak meredup dalam menantikan kehadiran laptop ini. Terbukti dari banyaknya orang sudah melakukan pre-order paling tidak sebulan sebelumnya.
Saya yakin alasan orang ingin membeli laptop Zephyrus G14 ini adalah karena ringan dan tangguh, dapat diajak bekerja keras untuk bermain game dan membuat karya seperti membuat konten YouTube, rendering vidio, editing foto, hingga ke pemrograman.
Tentu saja hal yang paling diandalkan dari laptop ini adalah CPU-nya yang mengusung AMD Ryzen 4000 Series yang performanya jauh mengungguli prosesor Intel di kisaran harga yang sama.
Saya tidak akan membahas tentang benchmark laptop ini karena sudah banyak orang yang melakukan review dan benchmark. Jika Anda ingin mencari hasil benchmark, saya sarankan mengunjungi situs YouTube, berikut saya lampirkan review terbaik yang membahas laptop ini.
Saya adalah pengguna MacBook Pro sejak tahun 2015, bisa dibilang saya sudah lebih dari 5 (lima) tahun meninggalkan laptop Windows (dan OS itu sendiri).
Yang paling saya suka di Mac adalah touchpad yang tidak tertandingi, tiap hari saya kerja tanpa menggunakan mouse, bahkan saya merasa sangat kaku ketika menggunakan mouse. Tantangan pindah ke laptop Windows dari MacBook adalah tentang betapa susahnya move-on dari zona nyaman touchpad nya. Apalagi saya sering menggunakan fitur Trackpad force touch nya.
Dan ternyata Zephyrus G14 ini memiliki keyboard dan touchpad yang sangat enak, walaupun touchpad-nya masih kalah dibandingkan dengan Mac. Namun setidaknya ini jauh lebih baik daripada laptop Windows yang dipakai oleh istri saya yang dibeli pada tahun 2013 silam.
Sudah lama sekali saya tidak memiliki laptop pribadi, sudah lebih dari 5 tahun saya hanya menggunakan laptop kantor, hingga saat ini baterainya sudah harus diganti. Akhirnya saya putuskan buat beli laptop baru karena hal ini bisa membuka peluang-peluang lain bagi saya untuk melakukan eksplorasi hal-hal lain, tidak hanya pemrograman saja.
Contohnya, dengan laptop baru saya akan mendapatkan pengalaman bermain game yang selama ini tidak saya dapatkan ketika menggunakan MacBook. Contoh lain adalah hal ini dapat membuka wawasan saya kembali tentang pemrograman di environment Windows yang sudah lama saya tinggalkan.
Dengan Windows, saya dapat mengeksplor bagaimana platform WSL itu bekerja, bagaimana menggunakannya, apa kelebihan dan kekurangannya dibandingkan menggunakan hypervisor, dan sebagainya.
Kemudian bagaimana saya Dengan Windows pula saya dapat mencoba game yang sudah lama sekali saya ingin mainkan, yaitu GTA V. Dan juga, di handphone saya ada fitur Link to Windows yang hanya bisa saya nikmati ketika saya menggunakan Windows.
Karena sudah beda generasi, laptop ROG ini apabila dibandingkan dengan MacBook Pro 2015 yang saya pakai sebelumnya, tentu saja dia mempunyai prosesor yang jauh lebih kencang, mempunyai kartu grafis terpisah, mempunyai kualitas audio yang superior, keyboard yang lebih empuk, kecepatan SSD yang jauh lebih cepat, kecepatan RAM yang jauh lebih cepat, serta desain yang lebih menawan.
Keunggulan MacBook dibandingkan Asus ROG yang satu ini tentu saja mempunyai layar yang lebih tajam, bobot yang lebih ringan, kamera yang lebih bagus, serta touchpad yang tak tertandingi.
Saya belum menemukan laptop Windows yang touchpad-nya lebih bagus dari MacBook.
Satu pelajaran yang saya dapatkan di hari kedua saya membeli laptop ini adalah pentingnya membuat Restore Point, dan ini adalah kelemahan Windows beserta aplikasi-aplikasinya, mudah rusak. Salah setting bisa berakibat fatal, apes-apesnya ya harus install ulang Windows ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dan hal inilah yang terjadi pada saya, saya harus install ulang Windows di hari kedua saya membeli laptop ini. Banyak masalah timbul yang mengharuskan saya install ulang:
Oke, mulai sekarang saya harus rajin-rajin membuat Restore Point. Sebenarnya restore point ini mirip dengan versioning. Membuat restore point ibarat kita melakukan commit ke repository. Ketika restore dari Restore Point ibaratnya adalah revert.
Overall saya puas membeli laptop Zephyrus G14 ini. Performa tinggi, dan tentu saja ringan.
Photo by Asus ROG
Pranala
Legalitas